Cari Blog Ini

Minggu, 08 Mei 2011

Jembatan Suramadu

Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura. Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan penghubung ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm. Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.

Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut.
 
 
 

Sumber :
 

Penyebab Banjir dan Menurunnya Muka Air Tanah


III. Faktor Penyebab Banjir dan Menurunnya Permukaan Air Tanah
Berbagai aktivitas manusia dan derap pembangunan yang berkembang pesat akan mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap lahan. Perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan untuk perumahan, akan berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim hujan dan menurunnya permukaan air tanah.
Terjadinya banjir pada kawasan perumahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
Pengembangan rumah yang melewati batas Garis Sempadan Bangunan (GSB).
Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik
Masih kurangnya kesadaran para penghuni kawasan permukiman terhadap pengelolaan sampah.
Pengembangan rumah merupakan suatu kebutuhan dari setiap penghuni kawasan perumahan sejalan penambahan jumlah anggota keluarga atau untuk kebutuhan lain. Proses pengembangan rumah-rumah pada suatu kawasan perumahan biasanya berkisar antara 5 sampai 15 tahun atau dapat lebih cepat tergantung dari lokasi perumahan dan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang dimiliki perumahan tersebut. Pengembangan rumah atau penambahan jumlah ruangan terjadi dihampir semua lokasi perumahan, rumah-rumah dikembangkan kearah horisontal dengan pertimbangan biaya konstruksi akan lebih murah jika dibandingkan dengan pengembangan kearah vertikal. Hal ini berakibat garis sempadan bangunan antara 3 – 4 m dari tepi jalan (Saragih, 1997) yang semula diperlukan untuk area resapan air dan penghijauan atau taman menjadi tidak ada atau berubah menjadi kedap air, sehingga pada waktu musim hujan volume aliran air permukaan menjadi besar dan volume air yang meresap ke dalam tanah menjadi sangat sedikit, yang mengakibatkan genangan-genangan air bahkan banjir dan berkurangnya persediaan air tanah pada lokasi perumahan.
            Sistem drainase suatu kawasan perumahan biasanya direncanakan sesuai dengan jumlah volume air permukaan yang berasal dari rumah-rumah per-blok dengan kondisi rumah yang standar (rumah belum dikembangkan). Kondisi ini yang membuat dimensi saluran drainase tidak dapat menampung lagi volume air permukaan sejalan dengan pengembangan rumah-rumah, yang berakibat terjadinya genangan-genangan air bahkan banjir pada kawasan tersebut dan sekitarnya.
Pengelolaan sampah di kawasan perumahan biasanya dilakukan ada yang bekerjasama dengan dinas kebersihan Pemerintah Kota (Pemko) atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan ada yang dikelola secara swadaya masyarakat. Pengelolaan secara swadaya masyarakat sering menimbulkan masalah karena menyangkut kesadaran dan partisipasi dari masing-masing individu. Pembuangan sampah tidak pada tempatnya merupakan penyebab awal terjadinya penyempitan saluran drainase tidak dapat berfungsinya saluran drainase secara optimal, yang berakibat meluapnya air dan berubah menjadi genangan-genangan bahkan banjir.

3.1. Penerapan Konstruksi Sumur Resapan Air
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan : a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar, b) tidak memerlukan lahan yang luas, dan c) bentuk konstruksi SRA sederhana.
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).
Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang (Pasaribu, 1999). Oleh karena itu pembuatan sumur resapan perlu digalakkan terutama pada setiap pembangunan rumah tinggal.

Kamis, 05 Mei 2011

Sejarah Beton Pratekan

Dalam konstruksi, beton merupakan sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen.

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.

Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
 
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan.

Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh EUGENE FREYSSINET seorang insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak,relaksasi dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system FREYSSINET.
 
Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan seluruhnya dan dengan system ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang.
 
Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini

Tujuan
Tujuan pemberian gaya pratekan adalah timbul tegangan-tegangan awal yang berlawanan dengan tegangan- tegangan oleh beban-beban kerja. Dengan demikian konstruksi dapat memikul beban yang lebih besar tanpa merubah mutu betonnya.

Untung/ rugi dibandingkan beton bertulang
  1. Dapat dipakai pada bentang-bentang yang besar.
  2. Bentuknya langsing, berat sendiri lebih kecil, lendutan lebih kecil.
  3. Hanya dapat memikul beban dalam satu arah,kurang cocok untuk pembebanan bolak balik.
  4. Beton mutu tinggi, tidak mudah retak, lebih aman/ tahan terhadap pengaruh cuaca sehingga bahaya karatan dari baja oleh merembesnya air atau uap-uap korosif dapat dibatasi.
  5. Lebih ekonomis apabila dipakai pada bentang-bentang yang besar.
  6. Diperhitungkan alat-alat pelengkap (dongkrak, jangkar, pipa pembungkus, alat untuk memompa martel, dan lain-lain) dan juga diperlukan pengawasan pelaksanaan yang ketat
Berikut ini adalah sketsa gambar yang menunjukkan perbandingan antara beton biasa (reinforced concrete) dengan beton pratekan (prestressed concrete) 


Daftar Harga Bahan Bangunan

HARGA BISA BERUBAH SEWAKTU WAKTU
(harga tergantung tempat/lokasi)

DAFTAR HARGA PASIR dan Batu
Pasir Pasang (per m3) Rp 140.000
Pasir Beton (per m3) Rp 140.000
Pasir Mondu (per m3) Rp. 160.000
Pasir Urug (per m3) Rp 95.000
Pasir Putih Bangka(per m3) Rp 175.000
Sirtu(per m3) Rp 95.000
Split (per m3) Rp 140.000
Makadam (per m3) Rp 130.000
Batu Kali Belah (per m3) Rp 125.000
Biscos (per m3) Rp 135.000
Sirdam (per m3) Rp. 125.000
Abu batu (per m3) Rp. 125.000
Tanah Merah (per m3) Rp. 95.000
Batu Bata Merah Pres Mesin (buah) Rp 450
Batu Bata Merah Proses Tangan (buah) Rp 300


DAFTAR HARGA SEMEN
Semen Cibinong (kujang) (50 kg) Rp 52.000
Semen Tiga Roda (50 kg) Rp 53.500
Semen Tiga Roda Putih (40 kg) Rp 70.000
Semen Gresik (50 kg) Rp 52.000
Semen Holcim Rp 53.000

DAFTAR HARGA HEBEL
Blok Reguler Tebal 10 mm (per m3) Rp 470.000
Blok Jumbo (per m3) Rp 450.000
Anak Tangga (per m3) Rp 2.000.000
Panel (per m3) Rp 250.000

DAFTAR HARGA BESI BETON
Diameter 6mm (12m) Rp 28.000
Diameter 8mm (12m) Rp 35.000
Diameter 10mm (12m) Rp 52.000
Diameter 12mm (12m) Rp 72.000
Diameter 16mm (12m) Rp 135.000

DAFTAR HARGA PAKU
A. Paku Kayu/Triplek
ukuran 1-4cm (per kg) Rp 18.500
ukuran 5-12cm (per kg) Rp 18.500
B. Paku Beton biasa (semua ukuran)/dus Rp 20.000 – 25.000
Paku Beton bagus (semua ukuran)/dus Rp 30.500
C. Kawat Beton Rp 16.000
D. Paku GRC Rp. 25.000

DAFTAR HARGA TRIPLEK
Tebal 3mm Rp 45.000
Tebal 4mm Rp 50.000
Tebal 6mm Rp 75.000
Tebal 9mm Rp 135.000
Tebal 12mm Rp 145.000
Tebal 15mm Rp 175.000
Tebal 18mm Rp 195.000
GRC BOARD Rp. 50.000

DAFTAR HARGA KACA
A. Kaca Bening
Tebal 3mm Rp 75.000
Tebal 5mm Rp 85.000
Tebal 8mm Rp 130.000
Tebal 10mm Rp 185.000
B. Kaca Rayben
Tebal 3mm Rp 65.000
Tebal 5mm Rp 62.500
Tebal 6mm Rp 125.000
Tebal 8mm Rp 220.000

DAFTAR HARGA PAPAN FIBER SEMEN
Papan Fiber Semen (GRC):
Ukuran Triplek :
Big Flat Elephant (120×200) 9mm Rp 46.000
Big Flat Elephant (122×244) 4mm Rp 43.000
Big Flat Elephant (122×244) 6mm Rp 70.000
Big Flat Elephant (122×244) 8mm Rp 95.000
Ukuran Papan :
Wood Plank Elephant (4050×100) 8mm Rp 50.000
Wood Plank Elephant (4050×200) 8mm Rp 65.000
Wood Plank Elephant (4050×300) 10mm Rp 75.000

DAFTAR HARGA PAPAN GYPSUM
Ukuran Gypsum :
Merk Jaya (120×240) 9mm Rp 60.000
Merk Elephant (120×240) 9mm Rp 50.000
Merk Knauf (120×240) Rp 48.000
DAFTAR HARGA KAYU
A. Reng
Meranti (2×3) per batang Rp 12.000
Meranti (3×4) per batang Rp 20.000
Borneo (2×3) per batang Rp 13.000
Borneo (3×4) per batang Rp 20.000
Kamper (2×3) per batang Rp 25.000
Kamper (3×4) per batang Rp 27.000
B. Kaso
Meranti (4×6) per batang Rp 40.000
Meranti (5×7) per batang Rp 49.000
Borneo (4×6) per batang Rp 28.000
Borneo (5×7) per batang Rp 43.000
Kamper (4×6) per batang Rp 47.000
Kamper (5×7) per batang Rp 70.000
C. Galar
Meranti (5×10) per batang Rp 70.000
Borneo (5×10) per batang Rp 60.000
Kamper (5×10) per batang Rp 95.000
D. Balok
Meranti (6×12) per batang Rp 80.000
Meranti (8×12) per batang Rp 120.000
Borneo (6×12) per batang Rp 75.000
Borneo (8×12) per batang Rp 95.000
Kamper (6×12) per batang Rp 180.000
Kamper (8×12) per batang Rp 200.000

DAFTAR HARGA CAT TEMBOK
A. Interior
Dulux (2,5 lt) Rp 150.000
Dulux (20 lt) Rp 1.000.000
Mowilex (2,5 lt) Rp 175.000
Mowilex (20 lt) Rp 850.000
Catylac (5 kg) Rp 75.000
Catylac (25 kg) Rp 340.000
Vinilex (5 kg) Rp 75.000
Vinilex (25 kg) Rp 365.000
Metrolite (5 lt) Rp 65.000
Metrolite ( 25 kg) Rp 350.000
Matex ( 4kg) Rp 50.000
Matex (25 kg) Rp 135.000
Profitex (5 kg) Rp 26.500
Profitex (25 kg) Rp 1.000.000
B. Eksterior
Dulux (2,5 lt) Rp 150.000 – 200.000
Dulux (20 lt) Rp 1.100.000
Mowilex (2,5 lt) Rp 150.000
Mowilex (20 lt) Rp 1.000.000

DAFTAR HARGA CAT KAYU
Dulux 1 kg Rp 40.000
Mowilex 1 kg Rp 58.000
Catylac 1 kg Rp 35.000
Glotex 1 kg Rp 35.000
Emco 1 kg Rp 35.000
Globe Supergloss Rp 30.000

DAFTAR HARGA GENTENG KERAMIK
Kanmuri Milenio (Double Interlocking)
- Warna Natural Rp 5.200
- Warna Standard Rp 6.300
- Warna Spesial Rp 8.400
- Warna Exclusive Rp 11.250
Kanmuri Espancia
- Warna Natural Rp 5.200
- Warna Standard Rp 8.500
- Warna Spesial Rp 9.500
- Warna Exclusive Rp 10.500
M Class (Double Interlocking)
- Warna Natural Rp 5.200
- Warna Standard Rp 5.900
- Warna Spesial Rp 7.750
- Warna Premium Rp 10.700
- Genteng Knok Natural Rp 14.000

DAFTAR HARGA GENTENG BETON
- Morando Rp. 2.500 – Rp. 3.200,-/pc (20pcs/m2)
- Berglazur Rp 3.000,-
- Natural Rp 1.700
- Moner Rp 4.700,- – Rp. 5.200,- (9pcs/m2)
IDEAL
- Berglazur Rp 2.650/pc
- Natural Rp 1.750/pc

DAFTAR HARGA GENTENG METAL
Sun Roof Venus
Ukuran 38,5 x 80 cm S/S Rp 21.500
Ukuran 38,5 x 80 cm D/S Rp 25.000
Sun Roof Pluto
Ukuran 38,5 x 80 cm S/S Rp 17.500
Ukuran 38,5 x 80 cm D/S Rp 19.500

DAFTAR HARGA ASBES
Jabesmen
150×105 (per lembar gelombang kecil) Rp 38.000
180×105 (per lembar gelombang kecil) Rp 43.000
210×105 (per lembar gelombang kecil) Rp 48.000
240×105 (per lembar gelombang kecil) Rp 53.000
270×105 (per lembar gelombang kecil) Rp 63.000
300×105 (per lembar gelombang kecil) Rp 72.000

DAFTAR HARGA SENG
Seng Plat
Tebal 0.20 Rp 25.000
Tebal 0.25 Rp 35.000
Tebal 0.30 Rp 40.000
Seng Gelombang
Tebal 0.20 Rp 50.000
Tebal 0.30 Rp 60.000

DAFTAR HARGA PIPA PVC
- Wavin
0,5 inci Rp 16.000
0,75 inci Rp 21.000
1 inci Rp 28.000
2 inci Rp 60.000
3 inci Rp 118.000
4 inci Rp 197.000
- Rucika
0,5 inci Rp 24.800
1 inci Rp 43.500
2 inci Rp 50.540
4 inci Rp 168.000
8 inci Rp 635.000
- Lucky
0,5 inci Rp 8.500
0,75 inci Rp 12.600
1 inci Rp 15.000
2 inci Rp 33.300
3 inci Rp 64.000
4 inci Rp 102.300
- Unggul
0,5 inci Rp 8.300
0,75 inci Rp 10.900
1 inci Rp 15.000
2 inci Rp 26.600
3 inci Rp 39.500
4 inci Rp 54.500
- Maspion
0,5 inci Rp 12.000
0,75 inci Rp 15.000
1 inci Rp 20.000
2 inci Rp 50.000
3 inci Rp 100.000
4 inci Rp 150.000

Daftar Harga KERAMIK LANTAI
ARWANA
20×20
Tua Rp 35.000
Muda Rp 34.000
30×30
Putih Rp 29.000
Marble Rp 32.000
Fancy Rp 36.000
40×40
Putih Rp 29.000
Marble Rp 32.500

Daftar Harga LANTAI KAYU
Kronotec (per meter) Rp 225.000
HDM Glossy (per boks) Rp 550.000

Daftar Harga KERAMIK DINDING
20×20:
Roman
(putih) Rp 30.000 – Rp 45.000
(motif) Rp 33.000 – Rp 50.000
Masterina
(putih) Rp 40.000
(motif) Rp 50.000
KIA
(putih) Rp 35.000
motif) Rp 40.000
20×25:
Mulia
(warna muda) Rp 40.000
warna tua) Rp 45.000
IKAD
(warna muda) Rp 40.000
(warna tua) Rp 50.000
Roman
25×33 Roman Rp 45.000
33×50 Roman Rp 75.000
30×30 Hercules (putih) Rp 40.000
Acura (putih) Rp 35.000
KIG (warna) Rp 40.000
KIA (warna) Rp 40.000
60 x 60 Platinum Rp 125.000
30 x 60 Platinum Rp 75.000
58 x 58 Platinum Rp 110.000

Daftar Harga SANITARI
KLOSET DUDUK:
Sanremo Classis CCST Rp 1.300.000
Lexington Rp 3.500.000
Granada 3000 CCST Rp 1.100.000
Granada II Space CCST Rp 1.500.000
Projecta Rp 1.000.000
KLOSET JONGKOK:
Rapi EX Squat Rp 200.000
WASTAFEL/LAVATORY:
San Remo 55 Lava & Pedestal Rp 600.000
Studio 3000 Lava & Pedestal Rp 400.000
Studio 50 Lavatory Rp 200.000
Studio 45 Lavatory Rp 170.000

Daftar Harga GRANIT
Impero 40×40 Rp 120.000
Granito 40×40 Rp 200.000
Inesa 40×40 Rp 175.000
Niro 40×40 Rp 155.000
Essenza 40×40 Rp 172.000

Daftar Harga KUNCI
Firo Rp 270.000
Napoli Rp 25.000
Romaco Rp 65.000
Ferza Rp 32.000
Top Rp 30.000
Paloma Rp 400.000
Yale Rp 115.000
Beluci Rp 115.000


sumber: http://benerinrumah.wordpress.com

Selasa, 03 Mei 2011

Pelat Injak

Pelat Injak adalah suatu konstruksi yang berada sebelum konstruksi utama jembatan. Pelat injak berfungsi memberi bidang datar sebelum memasuki lantai jembatan sehingga dapat meminimalisir kerusakan pada lantai jembatan
Proses pembuatan plat injak pada  proyek jembatan Ngadimulyo (Kota Klaten) adalah setelah proses penghamparan Lapis Pondasi Agregat Kelas B pada oprit, baik oprit timur maupun oprit barat. Mutu beton yang digunakan K – 250.  Pada proyek ini. Proses pembuatannya sama dengan proses pembuatan plat lantai kendaraan, yaitu proses pembesian, perakitan, begisting, dan pengecoran.
Lapis pondasi agregat kelas B yang tepat berada di bawah plat injak adalah 15 cm, kemudian ditambah dengan lapis pondasi agregat kelas A setebal 25 cm tepat di atas permukaan plat injak bila sudah di cor. Setelah itu baru diberi lapisan aspal setebal 16 cm.
Yang membedakan proses pembesian dan perakitan tulangan pada plat injak adalah adanya lapisan plastik yang sengaja dihamparkan seluas plat injak. Maksud adanya plastik tersebut adalah supaya kadar air yang berada pada cor beton plat injak tidak berpindah ke tanah atau sebaliknya, bila plat injak langsung diletakkan tepat di atas tanah tanpa lapisan plastik tersebut.
Walaupun struktur plat injak posisinya berada di belakang back wall abutmentnya, namun sebenarnya struktur plat injak itu merupakan struktur tersendiri yang terpisah dari struktur jembatan utama, pada saat perakitan tulangan pun tidak ada tulangan dari plat injak yang diikat dengan tulangan dari abutment. Plat injak berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi perubahan ketinggian yang terlalu mencolok pada keduanya. Secara khusus, fungsi dari struktur plat injak adalah untuk mencegah terjadinya penurunan setempat (settlement) pada tanah dasar di belakang jembatan, yang diakibatkan adanya beban kendaraan sebagai beban terpusat pada daerah di belakang back wall abutment, dimana kendaraan cenderung mengurangi kecepatan bila hendak memasuki jembatan tepat di belakang back wall abutment, sehingga diperlukan suatu struktur beton bertulang yang harus mampu menahan beban rencana tersebut akibat gaya rem kendaraan dan beban mati kendaraan.
Gambar Penulangan Pelat Injak

Gambar Hasil Pengecoran Pelat Injak